Pilih Gaji tinggi atau Minat ?
Topik ini sering menjadi konflik ketika kita memutuskan akan memilih suatu pekerjaan. Tidak akan ada masalah jika kita ditawari gaji tinggi dengan deskirpsi pekerjaan yang mengasyikan. Namun, hidup lebih sering menawari beberapa pilihan yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. tidak ada yang seratus persen sempurna untuk mempermudah kita menentukan akan mengambil yang mana. Memang, yang sering terjadi adalah harus memilih antara pekerjaan dengan gaji yang tinggi namun bakal penuh tekanan dengan pekerjaan yang menarik tapi dengan bayaran yang pas-pasan.
Lalu mana yang harus kita ambil ?
Pada suatu sisi, memilih pekerjaan dengan gaji yang tinggi bisa menjadi jebakan. Terbiasa dengan gaya hidup tinggi, bisa membuat kita bertahan dengan pekerjaan yang sudah hampir tidak tertahankan sekalipun, karena kita membutuhkan uangnya untuk bisa membiayai tingkat kenyamanan yang sudah naik. Sudah tak bisa lagi rasanya untuk hidup dengan standar di bawah itu. Singkatnya kita menjadi Economic Prisoner. Terpenjara dengan pekerjaan yang memberi bayaran wah, tapi setiap hari harus mati-matian mendorong diri sendiri agar tetap mau bangun dan pergi ke kantor.
Selain itu, memiliki gaji tinggi tidaklah otomatis membuat kita bahagia. Pada awal mulanya memang iya ! Tapi setelah 3 bulan berlalu, pada umumnya kita akan merasa terbiasa dan membutuhkan gaji yang lebih besar lagi. Belum lagi jika kita melihat ada rekan di kantor dengan kinerja pas-pasan yang ternyata dibayar dengan lebih tinggi. Upah yang semula terasa besar, akan menciut jadi tidak berarti. Jadi bayaran besar atau kecil itu sangatlah relatif, tergantung bagaimana kita mempersepsinya.
Lalu, haruskah kita mengambil pekerjaan berdasarkan minat semata tanpa peduli bayarannya ? Tidak juga. Itu namanya jumping without parachute. Seideal apapun prinsip hidup kita, tetaplah membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari, dengan jumlah yang cukup. Tanpa itu kita juga tidak akan bahagia.
Jadi harus bagaimana ?
Pilihlah pekerjaan yang menarik minat Anda namun juga membayar Anda dengan cukup. Cukup di sini memiliki makna subjektif yang sangat dalam. Jangan menggunakan patokan siapapun juga, kecuali kenyamanan Anda. Jika Anda merasa asyik-asyik saja dengan menerima uang yang setara dengan jumlah rata-rata PNS junior misalnya, jangan merasa terganggu dengan omongan orang lain yang merendahkan. Atau jika Anda menerima bonus Rp 1M sekalipun dan masih tidak merasa puas, jangan juga merasa bersalah jika orang lain mengatakan Anda tidak bersyukur.Pilih pekerjaan yang sesuai minat Anda namun juga sesuai dengan standar personal Anda untuk kata cukup. Jadi minat dahulu yang menjadi patokan utama tapi tetap realistis juga dengan mempertimbangkan apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi tuntutan kebutuhan sehari-hari. Jika belum ketemu, terus cari. Atau ciptakan situasi dimana pekerjaan yang sesuai minat Anda tersebut tetap dapat sesuai dengan tingkat pendapatan yang Anda idamkan. Jangan pernah menyerah.